Pengertian dan Sejarah Olahraga Tinju – Tinju adalah olahraga bela diri yang melibatkan dua orang dengan berat sama bertanding yaitu saling melepaskan pukulan. Adapun peralatan yang digunakan dalam tinju ialah sarung tangan pelindung khusus (hand wrap), pelindung gigi, dan pelindung kemaluan atau groin protector.

Olahraga tinju dilakukan di tempat bernama ring. Sementara itu, pembagian waktu dalam sebuah pertandingan tinju disebut ronde. Dalam satu ronde terdiri dari tiga menit pertandingan plus satu menit istirahat untuk tinju profesional. Sedangkan untuk tinju amatir, durasi satu ronde adalah tiga menit plus satu menit istirahat atau dua menit plus 30 detik waktu istirahat slot thailand. Sementara itu, jumlah ronde dalam tinju profesional adalah 4-10 ronde untuk tingkat pemula hingga mahir, dan 12 ronde untuk tingkat kejuaraan dunia maupun nasional. Itulah sedikit gambaran secara umum tentang olahraga tinju. Setelah mengetahui pengertian dari tinju, kamu perlu mempelajari juga sejarahnya.

Sejarah Tinju secara Umum

Tinju datang dari bangsa Romawi, Mesir, serta Yunani. Menurut catatan sejarah, awalnya, para petinju di zaman itu tidak menggunakan sarung tinju, melainkan menggunakan sarung besi sehingga banyak memakan korban meninggal. Petinju yang terkenal saat itu ialah Theagenes yang berasal dari Thasos, Yunani. Theagenes telah menjadi juara Olimpiade tinju yang diadakan pafa 450 M. Ia melakukan pertandingan tinju 1.406 kali selama hidupnya. Sementara itu, tinju amatir yang terorganisasi resmi dimulai pada 1880 dan makin populer sampai masuk dan dipertandingkan di Olimpiade. Pertandingan tinju kali pertama dipertandingkan pada Olimpiade 1904 di St. Louis, Amerika Serikat.

Sejarah Tinju di Indonesia

Di Indonesia, tinju masuk dan dipopulerkan oleh Hindia Belanda atau KNIL (Koninklijk Nederlands Inside Large) Namun, sejak kalahnya Belanda oleh Jepang membuat setiap pertandingan tinju yang diselenggarakan tidak ada organisasi yang bertanggung jawab.Kondisi tersebut membuat pihak kepolisian ingin mendirikan organisasi tinju. Didi Karta Sasmita, Komandan Kepolisian di Jakarta, akhirnya mendirikan PERTIGU (Persatuan Tinju dan Gulat) dengan ketuanya Frans Mendur pada 28 April 1955. Menjelang Olimpiade Roma tahun 1960, Indonesia hendak ikut berpartisipasi. Namun, ketentuan dari IOC (International Olympic Commitee) mengharuskan ada organisasi tinju amatir yang mandiri di Indonesia.